Kamis, 05 April 2012

 Kesenian
Aliran-Aliran Kesenian
Keragaman seni memiliki variasi baik dalam bentuk maupun dalam gaya dan aliran seni. Menurut Sudarso SP gaya, corak atau langgam ataupun style sebenarnya berurusan dengan bentuk luar sesuatu karya seni, sedangkan aliran, faham atau isme lebih menyangkut pandangan atau prinsip yang lebih dalam sifatnya (1990:93). Aliran pada kesenian memiliki banyak sekali ragam, diantaranya Naturalisme, Realisme, Impresionisme, Romantisisme, Expressionisme, dan Surrealisme . Aliran-aliran lain seperti Fauvisme, Kubisme, Futurisme, Dadaisme, Abstractionism, Optical Art, Populair Art, Suprematisme, Constructivism, Neo Plastisism, dan Purisme. 

Materi yang akan dibahas disini adalah:
a. Naturalisme
Naturalisme merupakan corak atau aliran dalam seni rupa dengan berusaha melukiskan sesuatu obyek sesuai dengan alam (nature). Obyek yang digambarkan diungkapkan seperti apa yang dilihat. Untuk memberikan kesan mirip diusahakan dengan bentuk yang persis, ini artinya proporsi, keseimbangan, perspektf, pewarnaan dan lainnya diusahakan setepat mungkin sesuai dengan yang dilihat. Penganut naturalisme berpendapat bahwa satu-satunya dunia yang dapat dipercaya secara empiris ialah dunia eksitensi yang bersifat alami. Makna naturalisme secara khusus ada dua hal yaitu :
               1. Hasil berlakunya hukum alam secara fisik. Misalnya, gerhana matahari merupakan
                   gejala alami/ terjadi akibat hukum gearakan benda angkasa.
    
              2. Terjadi menurut kodrat dan wataknya sendiri. Misalnya, orang mengatakan: "Secara
                  alami, wajar jika ia berbuat demikian. 
Dalam seni rupa aliran naturalisme adalah suatu faham yang memuja kebesaran alam oleh karena itu bagi kaum naturalis tidak mungkinlah untuk melukiskan bagian alam ini yang jelek-jelek. Lukisan naturalistik selalu menggambarkan keindahan alam sehingga natularisme memiliki sifat idealistik Sudarso, 1990:94).
Tokoh-tokoh Naturalisme : Rembrant, Williamn Hogart dan Frans Hall.

Di Indonesia tokoh yang menganut paham ini adalah : Raden Saleh, Abdullah Sudrio Subroto, Basuki Abdullah, Gambir Anom dan Trubus.
Contoh aliran seni Naturalisme:


b. Realisme

Realisme adalah corak seni rupa yang menggambarkan kenyataan yang benar-benar ada, artinya yang ditekankan bukanlah obyek tetapi suasana dari kenyataan tersebut. Mempunyai kecenderungan melukiskan segala sesuatu seperti apa adanya, tanpa berusaha mengidealisasi alam, memperbaiki ataupun menyempurnakannya. Bahkan cenderung menampilkan peristiwa-peristiwa kepahitan hidup, seperti kemelaratan, kejorokan dan lain-lainnya (Soegeng Toekio dkk, 1987:36). 

Pendapat para penganut realisme, “kenyataan” itu paling tidak tersusun dari dua jenis hal yaitu partikularia dan universalia. Dunia tersusun dari banyak hal: hal-hal yang bersifat jasmani, hal-hal yang bersifat rohani dan universalia. Hal-hal yang ditentukan oleh ruang dan waktu dinamakan yang-bereksistensi , sedangkan hal-hal yang tidak bersifat rohani, yang tidak bersifat jasmani dinamakan yang bersubsistensi (Kattsoff. 1992:111).

Tokoh-tokoh Realisme: Gustove Corbert, Fransisco de Goya dan Honore Daumier.

Contoh aliran seni Realisme :




c. Romantisme

Romantisme merupakan corak dalam seni rupa yang berusaha menampilkan hal-hal yang fantastic, irrasional, indah dan absurd. Aliran ini melukiskan cerita-cerita romantis tentang tragedy yang dahsyat, kejadian dramatis yang biasa ditampilkan dalam cerita roman. Penggambaran obyeknya lebih sedikit dari kenyataan, warna yang lebih meriah, gerakan yang lebih lincah.

Aliran romantik dipelopori di Perancis oleh J.J. Rousseau dengan romannya La Nouvelle Heloise yang kemudian dicontoh di seluruh Eropa Barat. Di Inggris mula-mula tampak dalam karangan Wordsworth (“Hanya manusia yang dekat dengan alam dapat memandang apa yang indah dan murni”), kemudian kentara pula, walaupun berlainan coraknya, dalam gubahan-gubahan Walter Scott (Roman-roman bersejarah), penyair-penyair Byron, Shelley, Victor Hugo dari Perancis pada abad XIX, dan lain-lain. Di Jerman ( Sturm und Drang ) kejayaan romantik terlebih kentara (Novalis, Schiller, Goethe, dll) dan tak saja meliputi kesusasteraan tetapi pelbagai lapangan lainnya seperti filologi, gelanggang politik (liberalisme lawan reaksi) filsafat (idealisme lawan realisme), seni rupa, musik (misalnya Chopin dan R. Wagner), ilmu hukum (aliran yang berdasarkan sejarah dan sebagainya (Van Hoeve, tt:1186)

Aliran Romantis menurut Lorens Bagus memiliki beberapa pengertian:

1. Ungkapan tentang sifat Romantis, atau hasil dari sifat tersebut dalam sejarah seni dan filsafat. Kualitas
   dan ciri Romantisisme adalah: 

            >>> Penekanan terhadap pencerapan (sensasi) langsung dan perasaan-perasaan kuat yang timbul
                    karena alam atau karena peristiwa dari alam. 

            >>> Kecenderungan mempersonifikasikan alam (Ibu Pertiwi, Roh Dunia) dan kecenderungan
                    untuk secara emosional mengidentikkan diri dengan proses-proses dan kekuatan-kekuatan
                    alam.

            >>> Penekanan terhadap keunikan, kepentingan, dan kesucian tertinggi individu dan kekuatannya.

            >>> Kebencian terhadap hal yang teratur, rasional, intelektual dan moderat. Kesenangan terhadap
                   spontanitas, ketidakteraturan, variasi, yang tidak dapat diperkirakan, ketidakpastian,
                   pemberontakan, keliaran, imajinasi, hal yang luar biasa, aneh, baru, eksentrik, tidak biasa. 

Contoh aliran seni Romantisme :





Tidak ada komentar:

Posting Komentar