Kesenian
Aliran-Aliran Kesenian
Keragaman seni memiliki variasi baik dalam bentuk maupun dalam gaya dan aliran seni. Menurut Sudarso SP gaya, corak atau langgam ataupun style
sebenarnya berurusan dengan bentuk luar sesuatu karya seni, sedangkan
aliran, faham atau isme lebih menyangkut pandangan atau prinsip yang
lebih dalam sifatnya (1990:93). Aliran pada kesenian memiliki banyak sekali ragam, diantaranya Naturalisme, Realisme, Impresionisme, Romantisisme, Expressionisme, dan
Surrealisme . Aliran-aliran lain seperti Fauvisme, Kubisme, Futurisme,
Dadaisme, Abstractionism, Optical Art, Populair Art, Suprematisme,
Constructivism, Neo Plastisism, dan Purisme.
Materi yang akan dibahas disini adalah:
a. Naturalisme
Naturalisme merupakan corak atau aliran dalam seni rupa dengan berusaha
melukiskan sesuatu obyek sesuai dengan alam (nature). Obyek yang
digambarkan diungkapkan seperti apa yang dilihat. Untuk memberikan kesan
mirip diusahakan dengan bentuk yang persis, ini artinya proporsi, keseimbangan,
perspektf, pewarnaan dan lainnya diusahakan setepat mungkin sesuai dengan yang dilihat. Penganut naturalisme berpendapat bahwa satu-satunya dunia yang dapat
dipercaya secara empiris ialah dunia eksitensi yang bersifat alami.
Makna naturalisme secara khusus ada dua hal yaitu :
1. Hasil berlakunya hukum alam secara fisik. Misalnya, gerhana matahari merupakan
gejala alami/ terjadi akibat hukum gearakan benda angkasa.
gejala alami/ terjadi akibat hukum gearakan benda angkasa.
2. Terjadi menurut kodrat dan wataknya sendiri. Misalnya, orang mengatakan: "Secara
alami, wajar jika ia berbuat demikian.
alami, wajar jika ia berbuat demikian.
Dalam seni rupa aliran naturalisme adalah suatu faham yang memuja
kebesaran alam oleh karena itu bagi kaum naturalis tidak mungkinlah
untuk melukiskan bagian alam ini yang jelek-jelek. Lukisan naturalistik
selalu menggambarkan keindahan alam sehingga natularisme memiliki
sifat idealistik Sudarso, 1990:94).
Tokoh-tokoh Naturalisme : Rembrant, Williamn Hogart dan Frans Hall.
Di Indonesia tokoh yang menganut paham ini adalah : Raden Saleh, Abdullah Sudrio Subroto, Basuki Abdullah, Gambir Anom dan Trubus.
Contoh aliran seni Naturalisme:
b. Realisme
Realisme adalah corak seni rupa yang menggambarkan kenyataan yang
benar-benar ada, artinya yang ditekankan bukanlah obyek tetapi suasana
dari kenyataan tersebut. Mempunyai kecenderungan melukiskan segala sesuatu seperti apa adanya,
tanpa berusaha mengidealisasi alam, memperbaiki ataupun
menyempurnakannya. Bahkan cenderung menampilkan peristiwa-peristiwa
kepahitan hidup, seperti kemelaratan, kejorokan dan lain-lainnya
(Soegeng Toekio dkk, 1987:36).
Pendapat para penganut realisme, “kenyataan” itu paling tidak tersusun
dari dua jenis hal yaitu partikularia dan universalia. Dunia tersusun
dari banyak hal: hal-hal yang bersifat jasmani, hal-hal yang bersifat
rohani dan universalia. Hal-hal yang ditentukan oleh ruang dan waktu
dinamakan yang-bereksistensi , sedangkan hal-hal yang tidak bersifat
rohani, yang tidak bersifat jasmani dinamakan yang bersubsistensi
(Kattsoff. 1992:111).
Tokoh-tokoh Realisme: Gustove Corbert, Fransisco de Goya dan Honore Daumier.
Contoh aliran seni Realisme :
c. Romantisme
Romantisme merupakan corak dalam seni rupa
yang berusaha menampilkan hal-hal yang fantastic, irrasional, indah
dan absurd. Aliran ini melukiskan cerita-cerita romantis tentang
tragedy yang dahsyat, kejadian dramatis yang biasa ditampilkan dalam
cerita roman. Penggambaran obyeknya lebih sedikit dari kenyataan, warna
yang lebih meriah, gerakan yang lebih lincah.
Aliran romantik dipelopori di Perancis oleh J.J. Rousseau dengan
romannya La Nouvelle Heloise yang kemudian dicontoh di seluruh Eropa
Barat. Di Inggris mula-mula tampak dalam karangan Wordsworth (“Hanya
manusia yang dekat dengan alam dapat memandang apa yang indah dan
murni”), kemudian kentara pula, walaupun berlainan coraknya, dalam
gubahan-gubahan Walter Scott (Roman-roman bersejarah), penyair-penyair
Byron, Shelley, Victor Hugo dari Perancis pada abad XIX, dan lain-lain.
Di Jerman ( Sturm und Drang ) kejayaan romantik terlebih kentara
(Novalis, Schiller, Goethe, dll) dan tak saja meliputi kesusasteraan
tetapi pelbagai lapangan lainnya seperti filologi, gelanggang politik
(liberalisme lawan reaksi) filsafat (idealisme lawan realisme), seni
rupa, musik (misalnya Chopin dan R. Wagner), ilmu hukum (aliran yang
berdasarkan sejarah dan sebagainya (Van Hoeve, tt:1186)
Aliran Romantis menurut Lorens Bagus memiliki beberapa pengertian:
1. Ungkapan tentang sifat Romantis, atau hasil dari sifat tersebut dalam
sejarah seni dan filsafat. Kualitas
dan ciri Romantisisme adalah:
dan ciri Romantisisme adalah:
>>> Penekanan terhadap pencerapan (sensasi) langsung dan perasaan-perasaan
kuat yang timbul
karena alam atau karena peristiwa dari alam.
karena alam atau karena peristiwa dari alam.
>>> Kecenderungan mempersonifikasikan alam (Ibu Pertiwi, Roh Dunia) dan
kecenderungan
untuk secara emosional mengidentikkan diri dengan proses-proses dan kekuatan-kekuatan
alam.
untuk secara emosional mengidentikkan diri dengan proses-proses dan kekuatan-kekuatan
alam.
>>> Penekanan terhadap keunikan, kepentingan, dan kesucian tertinggi individu dan kekuatannya.
>>> Kebencian terhadap hal yang teratur, rasional, intelektual dan moderat.
Kesenangan terhadap
spontanitas, ketidakteraturan, variasi, yang tidak dapat diperkirakan, ketidakpastian,
pemberontakan, keliaran, imajinasi, hal yang luar biasa, aneh, baru, eksentrik, tidak biasa.
spontanitas, ketidakteraturan, variasi, yang tidak dapat diperkirakan, ketidakpastian,
pemberontakan, keliaran, imajinasi, hal yang luar biasa, aneh, baru, eksentrik, tidak biasa.
Contoh aliran seni Romantisme :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar